Sudah 3 tahun sejak dirilisnya “Percy Jackson and the Olympians: The Lightning Thief” (2010), sequel yang diadaptasi dari pentalogi petualangan Percy Jackson karya Rick Riordan ini, tetap dibuat, even hampir nggak terdengar promosinya. Posisi sutradara pun berganti dari Chris Colombus menjadi Thor Freudenthal yang dikenal lewat film “Diary of Wimpy Kid”, pastinya akan ditambah elemen komedi di film bergenre action-fantasy-myth ini. As we know, film ini memasukkan mitologi Yunani yang bercampur di dunia modern dengan tambahan unsur magis ala kekuatan dewa dewi Yunani. Film pertamanya kurang sukses karena banyak elemen novelnya yang dihilangkan (benar banget), dan pemasukan box office nya pun juga biasa saja. Untuk film keduanya ini, dijanjikan akan tetap setia dengan apa yang ada di novelnya, pastinya juga harapan fans dari novelnya akan terpuaskan lewat film ini.
Percy Jackson (Logan Lerman), anak dari dewa air Poseidon, harus kembali lagi berpetualang bersama kedua sahabatnya, Annabeth (Alexandra Daddario) dan Grover (Brandon T. Jackson), mencari The Golden Fleece untuk menyembuhkan pohon yang berfungsi sebagai perisai Camp Half-Blood. Percy dikejutkan dengan kehadiran Cyclops bernama Tyson (Douglas Smith), yang mengaku sebagai anak dari Poseidon juga, yang berarti juga saudara kandung Percy dengan ibu yang berbeda yang jelas bukan manusia. Percy juga dihadapkan dengan ramalan tentang dirinya di masa lalu dan masa depan, dengan meninggalkan banyak pertanyaan. Masalah Percy dan sahabat-sahabatnya semakin banyak karena Luke Castellan (Jake Abel), putra dewa Hermes (Nathan Fillion), yang membelot ingin mengincar The Golden Fleece juga untuk membangkitkan dewa Kronos yang bisa membuat dunia hancur.
Okay, here’s the review. bukan berarti membuat film sequel ini semakin buruk, Thor Freudenthal justru membuat sequel ini menjadi lebih menarik untuk ditonton. Untuk yang sudah membaca novel-nya, dari awal sampai akhir sangat setia seperti yang tertulis dalam novel walaupun ada beberapa elemen yang dihilangkan tapi nggak melenceng dari ceritanya. Menambahkan unsur komedi di film ini cukup efektif dengan script yang lumayan cerdas dalam segi jokes. Screen-stealer dinobatkan sama Douglas Smith yang memerankan Tyson yang lugu namun bisa mengundang tawa karena kekonyolannya. Kalian juga akan dimanjakan sama visual effects yang keren dari segi monster ala mitologi Yunani kuno, salah satunya Hippocamus yang hidup di air. Sayangnya, durasinya hanya 107 menit kurang lama untuk ukuran action-fantasy.
Overall, entah kenapa banyak kritikus dunia yang menilai film ini buruk. Padahal, film ini masih seru sekaligus fun untuk disaksikan. The 3D is still recommended to choose for watching this movie and the 4DX in Blitzmegaplex.